BIASAKAN MEMBERI, HINDARI MEMINTA MINTA.

BIASAKAN MEMBERI,  HINDARI MEMINTA MINTA.
Jika punya karakter suka memberi, akan selalu berkecukupan.
Sebaliknya, jika punya kebiasaan meminta minta, maka akan selalu kekurangan.

Sebagai orang yang beriman, buktikanlah dengan rajin memberi  apa yang dipunyai; 
waktu, tenaga, fikiran dan harta untuk sesama. Maka, Allah SWT pun akan memberikan imbalan yang lebih banyak, dan  menyayanginya serta melindunginya.

Orang Pendusta dan Munafik, yang mencari makan dan jabatan dengan menjual jual Agama, bertopeng  ketaatan, Allah akan menyiksa mereka dengan ISTIDRAJ, yaitu dilambungkan dahulu ke atas dengan kekayaan, lalu dicampakkan kepada keterpurukan yang luar biasa menderitanya.

TRUE STORIES: 

Mari kita lihat Para Sahabat Rasulullah SAW dalam berinfak, bersedekah, memberi: 

1. Sahabat  Abdurrahman Bin Auf RA menjelang Peristiwa Tabuk, yaitu mempertahankan Islam dari gempuran orang orang yang ingin melenyapkan Islam,  Abdurrahman Bin Auf mempelopori dengan menyumbangkan harta
pribadinya sebesar 200 Uqiyah Emas, senilai lebih dari 2,5 milyar Rupiah. 
Rinciannya sbb:

1 uqiyah emas = 31,7475 gram emas 200 uqiyah x 31,7475 gram emas = 6.349,5 gram x Rp 400.000,00 = Rp 2.539.800.000,-

Menjelang wafatnya, beliau mewasiatkan lagi 50.000 
dinarnya untuk infaq fi Sabilillah, senilai 85 Milyar Rupiah. Ini rinciannya: 

100.000 dinar x 4,25 gram = 425.000 gram emas x Rp
400.000,00 = Rp 170.000.000.000,-
50.000 dinar = 85.000.000.000,-

2. Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq RA
Ketika ingin membebaskan 
Bilal Bin Rabah dari perbudakan, Majikan Bilal bernama Umaiyah Bin Khalaf mematok harga pembebasannya sebesar 9
Uqiyah emas.  

Tanpa berpikir panjang, Abu Bakar RA 
langsung menebusnya senilai hampir 120 juta rupiah. Rinciannya sbb : 
1 Uqiyah emas = 31,7475 gram emas 285,73 gram x Rp 400.000,- = Rp 114.291.000,- 

3. Sahabat Umar Bin 
Al Khattab RA menginfakkan lebih dari 200 Milyar Rupiah, dengan rincian sbb:

Ibnu Abdil Barr di dalam Kitabnya, Jaami’ Bayaan Al Ilmi wa Fadhlihi, menjelaskan,  bahwa Sahabat Umar Bin 
Al Khattab RA telah mewasiatkan sepertiga hartanya yang
dimiliki untuk kepentingan Dakwah Islam,  yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau dirham), atau totalnya lebih dari 120.000 (dinar atau dirham).
Jika di kurskan dengan nilai sekarang, setara dengan
510.000 gram emas = Rp 204.000.000.000,- 

4. Sahabat Utsman Bin Affan RA, 
Ketika terjadi Peristiwa Tabuk, Beliau menyumbang senilai  5,3 milyar Rupiah.

Berupa 300 ekor Unta  senilai hampir 4 Milyar Rupiah, rinciannya sbb:
300 ekor Unta x Rp 12.000.000,-  = Rp 3.600.000.000,- 

Ditambah lagi dana hampir 2 Milyar Rupiah  nilai dari 1.000 Dinar Emas. 
Rinciannya sbb:
1000 dinar x 4,25 gram = 4250 gram x Rp 400.000,- =
Rp 1.700.000.000,-

5. Sahabat Ubaidillah Bin Utbah RA menjelaskan bahwa, ketika Utsman Bin Affan RA wafat, beliau masih mempunyai harta peninggalan sebanyak 30.500.000
Dirham dan 100.000 Dinar, bernilai sekitar 7,2 Triliyun Rupiah dan dihibahkan untuk Da'wah Islam. Inilah rinciannya: 
Di zaman Nabi SAW Perak memiliki kekuatan beli yang sangat
tinggi, 595 gram perak = 85 gram emas 100.000 dinar x 4,25 gram = 425.000 gram emas x Rp 400.000,00 = Rp 170.000.000.000,-

30.500.000 dirham x 85/595 = 4.357.143 dinar x 4,25
gram = Rp 18.517.857,8 x Rp 400.000,-  Rp 18.000.000 x Rp 400.000 = Rp 7.200.000.000.000,00
(Rp 7,2 Triliun).

6. Pahala sedekah akan memberi naungan dan pembelaan di Dunia dan Akhirat.

Bagaimana  membantu Ayah-Ibu dan saudara kita yang sudah wafat?

Jawabnya, adalah bersedekah atas nama mereka yang telah wafat.

Rasulullah SAW saat  ditanya oleh Sa’ad bin Ubadah RA,  berdasarkan Hadits riwayat Abdullah Bin Abbas RA; 
"Ibu dari Sa’ad bin Ubadah RA telah meninggal Dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. 

Kemudian Sa’ad bertanya;
"Yaa Rasulallah, ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?".

Rasulullah SAW menjawab:
"Iya, sangat bermanfaat". 

Kemudian Sa’ad mengatakan kepada Rasulullah SAW"
"Kalau begitu, aku bersaksi padamu  yaa Rasullallah, bahwa kebun yang siap berbuah ini, aku sedekahkan untuknya".
(Hadits Sahih Riwayat  Al Imam Al Bukhari 2756)

Inilah cara  menolong orang-orang yang sudah wafat, yaitu dengan cara mengeluarkan sedekah atas nama mereka.

Harta yang disedekahkan itu bisa dari harta si Mayyit, bisa pula dari harta  saudaranya atau harta anak untuk kedua orangtuanya.

POINTERS:
1. Terbukti, Allah tidak pernah inkar janji. 

Yang rajin memberi, Allah akan memberinya lebih banyak lagi dan melimpah berlipat lipat ganda di Dunia dan Akhirat, sesuai dengan janji Allah SWT.
Maka jangan pernah ragu untuk berinfak, sedekah dan memberi  jika ingin tambah kaya.

2. Sudahkah kita memberi untuk Da'wah dan mengembangkan Agama kita?

3. Apa yang sudah kita lakukan untuk kepentingan dan kemajuan Umat Islam?

4. Kalau belum mampu memberi, janganlah merusak  nama baik Islam dan Umat Islam. 
Jangan menjual jual agama untuk cari makan. Bertopeng Agama untuk jabatan.

5. Orang yang telah  meninggal, ingin dikembalikan lagi ke Dunia walau hanya sebentar, agar bisa bersedekah. 

Hal ini dikisahkan  dalam Al-Quran Surah Al-Munaafiquun ayat 10:

رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ.
Artinya: 
“Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah…”.

6. Ada apa dengan sedekah? 
Mengapa mereka, yang telah meninggal tidak mengatakan:
“Aku akan Shalat, aku akan Puasa, aku akan Haji atau Umroh?”.

Mereka minta kesempatan kembali ke Dunia walau sebentar saja, karena ingin bersedekah. 

Jawaban atas pertanyaan tersebut ada dalam Hadits Riwayat 
Al Imam Ahmad;
“Setiap orang akan berada di bawah naungan dan pertolongan SEDEKAHNYA nya, sampai diputuskan nasib mereka”.

Yaa Allaah, ampuni kami. Jika selama ini kami terlanjur berbuat dosa bukan karena kami tidak takut pada murka dan siksaMu yaa Allaah, tapi itu semata karena kebodohan dan kelemahan kami. Bimbing dan rahmati kami yaa Allaah. Semoga.
Oleh:
Abdul Hamid Husain
Alumni:
-Gontor, Ponorogo.
-King Abdulaziz University, Jeddah.
-Umm Al Qura University, Makkah.

Pengasuh "Alhusniyah Islamic School".
(PAUD, TK, SD, SMP, SMA, TPQ & MDTA).
Alfaatihah.
Aamiin.

Komentar