Sharing Pentingnya belajar Ilmu Tafsir X Agama

Ini Alasan Penting Belajar Ilmu Al-Quran dan Tafsirnya

Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an. Semoga Allah senantiasa memberikan kita dan beliau beserta seluruh keturunan kemanfaatan atasnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Mengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.

Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sementara ta’wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat, selain itu hanya digunakan dalam kajian kitab suci.

Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw serta penjelasan akan makna-maknanya. Selain itu dari tafsir ini juga dapat diketahui perihal ketentuan hukum dalam Al-Qur’an. Perangkat elementer dari tafsir sendiri adalah ilmu bahasa, nahwu, tasfrif, ilmu bayan, ushul fiqh, qira’at, dan penting juga untuk mengetahui perihal sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ

“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.

Alasan penting belajar ilmu al-Quran juga diungkapkan Abu Dzar al-Harawi dalam Fadhail al-Qur’an. Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abi Hurairah ra. secara marfu’, “Maiknailah al-Qur’an dan carilah (diksi-diksi) asingnya.”

Ibn al-Anbari mengeluarkan riwayat dari Abi Bakr al-Sihiddiq ra. Beliau berkata, “Berhasil memahami satu ayat al-Qur’an lebih kusukai ketimbang dapatmenghapal satu ayat.”

Beliau juga mengeluarkan riwayat dari Abdullah bin bin Buraidah, dari seorang sahabat Nabi saw, bahwasanya sahabat tersebut berkata, “sekiranya aku mengetahui jika dengan menempuh perjalan empat puluh malam aku dapat memahami satu ayat saja dari kitab Allah, maka sungguh aku akan melakoninya.”

Dari jalur al-Sya’bi beliau juga mengeluarkan satu riwayat. Al-Sya’bi menyatakan bahwa Umat ra pernah berkata, “Barangsiapa membaca al-Qur’an dan ia memahaminya maka di sisi Allah baginya pahala syahid.”

Al-Ashbihani menyebutkan bahwa aktifitas paling mulia yang diberikan kepada manusia adala menafsirkan al-Qur’an. Beliau meberi penjelasan bahwa kemulian ini bahkan wujud dalam tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, tafsir al-Qur’an berhadapan langsung dengan kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia. Di dalamnya terdapat berita mengenai kaum sebelum kita serta mereka kaum di masa mendatang, pun tercantum hukum keadaban bagi kita.

Kedua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.

Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya. Kesempurnaan agama dan dunia mebutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagamaan. Sementara keduanya bergantung pada disiplin ilmu tafsir al-Qur’an.


Tugas, Tulislah hal-hal yang tidak ananda fahami selanjutnya Ringkaslah materi di atas, kemudian tulis pada komentar di bawah ! 

Jangan lupa, tulis nomer absen, nama lengkap kemudian ringkasan !


Komentar

Unknown mengatakan…
No:14
Nama:Naufal Ahmad Rosyid

Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-HasaniMengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil.Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)
Unknown mengatakan…
Nama : Dwi Erlinda Yanti
No.abs: 06
Kelas : X keagamaan
Materi : ilmu tafsir

ALASAN PENTING BELAJAR ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIRNYA

1). Secara bahasa تفسیر berasal dari kata
فسر
=> menjelaskan,
merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak &
tersembunyi.

2). Ilmu Tafsîr => ilmu utk memahami Kitabullah yg diturunkan kpd
Nabi Muhammad saw, menjelaskan makna2nya, hukum &
hikmahnya.

3). Ta'wil ( berasal dari kata awal=kembali ke asal ) => mengambil
makna esotoris (batin) dari ayat al-Quran dengan
meninggalkan makna eksotoris (zahir).

4). Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al-Quran,
sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.


KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an. Semoga Allah senantiasa memberikan kita dan beliau beserta seluruh keturunan kemanfaatan atasnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Mengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.
Unknown mengatakan…
Nama : Salsabila Jannatul Ma'wa
No.abs: 21
Kelas : X keagamaan
Materi : ilmu tafsir

ALASAN PENTING BELAJAR ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIRNYA

1). Secara bahasa تفسیر berasal dari kata
فسر
=> menjelaskan,
merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak &
tersembunyi.

2). Ilmu Tafsîr => ilmu utk memahami Kitabullah yg diturunkan kpd
Nabi Muhammad saw,

3). Ta'wil ( berasal dari kata awal=kembali ke asal ) => mengambil
makna esotoris (batin) dari ayat al-Quran dengan
meninggalkan makna eksotoris (zahir).

4). Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al-Quran,
sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.


KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an. Semoga Allah senantiasa memberikan kita dan beliau beserta seluruh keturunan kemanfaatan atasnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Mengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)
Anonim mengatakan…
No:10
Nama:Firman Abdillah
Kelas:X keagamaan
Materi:ilmu tafsir

Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an. Semoga Allah senantiasa memberikan kita dan beliau beserta seluruh keturunan kemanfaatan atasnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.Mengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sementara ta’wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat, selain itu hanya digunakan dalam kajian kitab suci.
Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw serta penjelasan akan makna-maknanya
.Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya.
Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.

Alasan penting belajar ilmu al-Quran juga diungkapkan Abu Dzar al-Harawi dalam Fadhail al-Qur’an. Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abi Hurairah ra. secara marfu’, “Maiknailah al-Qur’an dan carilah (diksi-diksi) asingnya.”

Ibn al-Anbari mengeluarkan riwayat dari Abi Bakr al-Sihiddiq ra. Beliau berkata, “Berhasil memahami satu ayat al-Qur’an lebih kusukai ketimbang dapatmenghapal satu ayat.”
Dari jalur al-Sya’bi beliau juga mengeluarkan satu riwayat. Al-Sya’bi menyatakan bahwa Umat ra pernah berkata, “Barangsiapa membaca al-Qur’an dan ia memahaminya maka di sisi Allah baginya pahala syahid.”
Azka Kamalia Nabila mengatakan…
Nama: Azka Kamalia Nabila
Absen : 04
Kelas: X Keagamaan
Mapel: Ilmu Tafsir

Secara bahasa tafsir ialah menjelaskan sesuatu yang abstrak artinya manusia memahami Al'Qur'an dengan perspektif mereka. Sedangkan ilmu tafsir ialah ilmu untuk memahami makna hukum dan hikmah Al-Qur'an. Ta'wil ialah mengambil makna batin dari Al-Qur'an dengan meninggalkan makna zahir.
Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Yaitu ahli Al-Quran dan tafsir yang mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an.
Salah satu tema pokok yang dibahas yakni perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.
Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sementara ta’wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat, selain itu hanya digunakan dalam kajian kitab suci.
Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw serta penjelasan akan makna-maknanya. Selain itu dari tafsir ini juga dapat diketahui perihal ketentuan hukum dalam Al-Qur’an. Perangkat elementer dari tafsir sendiri adalah ilmu bahasa, nahwu, tasfrif, ilmu bayan, ushul fiqh, qira’at, dan penting juga untuk mengetahui perihal sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.
Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Hal ini tertuang dalam Q.S al-Baqarah ayat 269.
Al-Ashbihani menyebutkan bahwa aktifitas paling mulia yang diberikan kepada manusia adala menafsirkan al-Qur’an. Beliau meberi penjelasan bahwa kemulian ini bahkan wujud dalam tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, tafsir al-Qur’an berhadapan langsung dengan kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia. Di dalamnya terdapat berita mengenai kaum sebelum kita serta mereka kaum di masa mendatang, pun tercantum hukum keadaban bagi kita.
Kedua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.
Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya. Kesempurnaan agama dan dunia mebutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagamaan. Sementara keduanya bergantung pada disiplin ilmu tafsir al-Qur’an.
Ainun Nur Cynthia mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan…
(20) Safira Tsania zahra
Dari guru KH. Maimoen Zubair yaitu Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al;Hasani. beliau adalah seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Qur'an dan tafsir. beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu al-Qur'an di dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi ulum al-Qur'an.
Yang akan dibahas yaitu perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta'wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama. Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta'wil.
Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, dan juga digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sedangkan untuk ta'wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat.
Dari Az;Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sekaligus penjelasan makna-maknanya, selain itu tafsir juga diketahui di hukum al-Qur'an. *erangkat elementer dari tafsir tersendiri adalah ilmu bahasa, nahwu, tasrif, ilmu bayan, ushul fiqih, qira'at dan juga penting untuk mengetahui sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.
Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah swt berfirman
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
Artinya: Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab. (Q.S al-Baqarah:269)
Dari ayat bn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikamh adalah pengetahuan akan al-Qur'an, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, halal dan haramnya, dan mendasar tentang al-Qur'an.
Fadhail al-Qur'an dari Abu dzar al-Harawi mengungkapkan alasan penting belajar ilmu al-Qur'an.
Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abu Hurairah ra. secara narfu', "maknailah al-Qur'an dan carilah diksi-diksi asingnya.
Al;Syabi' menyatakan bahwa Umat ra pernah berkata, "Barang siapa membaca al-Qur'an dan ia memahaminya maka di sisi Allah baginya pahala syahid."
Al;Ashbihani menyebutkan bahwa aktifitas paling mulia yang diberikan kepada manusia adalah menafsirkan al-Qur'an.
Diberikan penjelasan dalam tiga aspek:
Pertama, dari aspek posisinya, tafsir al-qur'an berhadapan langsung dengan kalam Allah Swt yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia.
Kedua, dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur'an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. hakikatnya kebahagiaan yang tak sirna.
ketiga, disiplin tafsir dinilai paling mulia karena urgensinya. Kesempurnaan agama dan dunia membutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagmaan. keduanya itu bergantung pada disiplin ilmu tafsir al-Qur'an.
Unknown mengatakan…
No.absn : 09
Nama : Fira Mirnawati

Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al Qur'an, sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.Ta'wil adalah mengambil makna esotoris (batin)dari ayat al Qur'an dengan meninggalkan makna eksotoris(zahir).
Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Perangkat elementer dari tafsir sendiri adalah ilmu bahasa, nahwu, tasfrif, ilmu bayan, ushul fiqh, qira’at, dan penting juga untuk mengetahui perihal sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.
Alasan penting belajar ilmu al-Quran juga diungkapkan Abu Dzar al-Harawi dalam Fadhail al-Qur’an. Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”Al-Ashbihani menyebutkan bahwa aktifitas paling mulia yang diberikan kepada manusia adala menafsirkan al-Qur’an. Beliau meberi penjelasan bahwa kemulian ini bahkan wujud dalam tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, Kedua yakni dari aspek tujuan, Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya.
Unknown mengatakan…
No Absen:03
Nama: Anis Nurngaini

1.Ringkasan Materi
Guru dari KH.Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Al-Maliki Al-Hasani. Beliau dikenal sebagai ulama dalam bidang ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Beliau mengungkapkan alasan pentingnya belajar ilmu Al-Qur'an dan Tafsir dalam kitab Al Qawaid al-asasiyyah fi ulum Al-Qur'an.
Pandangan beberapa kalangan dalam memahami pernedaan pengertian Tafsir dan Ta'wil:
•Abu Ubaid beserta kalangannya menyatakan bahwa pengertian tafsir dan ta'wil sama.
•Al Raghib berpandangN bahwa tafsir lebih sering diaplikasikan utk memahami kosa kata dan diksi. Sedang ta'wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat, selain itu hanya digunakan dlm kajian kitab suci.
•Az Zaikasyi menyebut bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci dan penjelasan tentang maknanya.selain itu dari tafsir juga dapat diketahui perihal ketentuan hukum dalam Al-Qur'an.

Mengenai kemuliaan ilmu tafsir , Allah SWT,berfirman dalam surah Al Baqarah:269.
Dari sini ibn abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan Al-Qur'an,nasikh dan nasukhnya,muhkam dan mutasyabih nya,awalan dan akhirnya,halal dan haramnya,juga lain" yg mendasar tentang Al-Qur'an.
Alasan penting belajar ilmu Al-Qur'an diungkapkan beberapa ulama:
•Abdzar al narawi ( dari jalur sanad said bin jubair dari ibn abbas ra)
•Al baihaqi& selainnya (dari abu Hurairah rasecara marfu')
•ibn al anbari (dari abi bakar as Shiddiq ra),(al abdullah bin buraidah),(juga dari jalur al sya'bi dari perkataan umar ra).


Al ash bihani menyatakan bahwa kemuliaan menafsirkan Al-Qur'an ada tiga aspek:
•dari aspek posisi(tafsir Al-Qur'an berhadapan langsung dengan kalam Allah)
•aspek tujuan
•disiplin tafsir dinilai paling mulia karena urgensinya.

2) pertanyaan yang diajukan siswa:
•pengertian dari perbedaan tafsir dan ta'wil yang lebih dibenarkan/condong dari pandangan siapa?
•Apakah seseorang yg menghafal Al-Qur'an namaun belum bisa menafsirkan nya karena takut salah bisa berdosa?
Unknown mengatakan…
Nama:Romi khotib almuzaki
No absen:19
Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-HasaniMengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil.Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya.
Unknown mengatakan…
No.absen : 17
Nama : Riska Aminatusholehah
• *Pertanyaan yang tidak difahami:*
Mengapa setiap umat muslim wajib belajar ilmu Al-Qur'an dan tafsir nya, dan apakah yang terjadi jika seorang muslim tidak belajar ilmu Al-Qur'an dan tafsir nya?
• *Ringkasan* :
*Ini Alasan Penting Belajar Ilmu Al-Qur'an dan Tafsirnya*
- Secara bahasa تفسير berasal dari kata فسر : menjelaskan,menyingkap,menerangkan sesuatu yang abstrak dan tersembunyi.
- Ilmu tafsir : ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw menjelaskan makna-maknanya,hukum dan hikmah nya.
- Ta'wil (تاويل dari kata awl = kembali ke asal): mengambil makna esotoris (batin) dari ayat Al-quran dengan meninggalkan makna eksotoris (zahir).
- Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami Al- Quran , sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.
- Salah satu kaedah penting dalam menafsirkan Al-Qur'an :
Bebas dari kepentingan atau prakonsepsi (jangan "memperkosa" Al-Qur'an, untuk kepentingan kelompok).
- Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an.
- Perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.
Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil.
- Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw serta penjelasan akan makna-maknanya.
- Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269).
-Alasan penting belajar ilmu al-Quran juga diungkapkan Abu Dzar al-Harawi dalam Fadhail al-Qur’an. Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abi Hurairah ra. secara marfu’, “Maiknailah al-Qur’an dan carilah (diksi-diksi) asingnya.”
- Ibn al-Anbari mengeluarkan riwayat dari Abi Bakr al-Sihiddiq ra. Beliau berkata, “Berhasil memahami satu ayat al-Qur’an lebih kusukai ketimbang dapatmenghapal satu ayat.”
- Dari jalur al-Sya’bi beliau juga mengeluarkan satu riwayat. Al-Sya’bi menyatakan bahwa Umat ra pernah berkata, “Barangsiapa membaca al-Qur’an dan ia memahaminya maka di sisi Allah baginya pahala syahid.”
- Kedua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.
Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya.Kesempurnaan agama dan dunia mebutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagamaan. Sementara keduanya bergantung pada disiplin ilmu tafsir al-Qur’an.
Unknown mengatakan…
Nama:Riyan ahmad muzaki
No.ab:18
Kls:X Ag
Materi:ilmu tafsir

Ilmu tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al Qur'an sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.
Urgensi tafsir:
-memperinci keterangan al Qur'an yg masih bersifat umum,sehingga ayat tersebut menjadi aplikatif
-mendapatkan gambaran tentang pesan al qur'an tidak secara parsial ,tetapi komphresif
-bukti tentang universalitas ajaran al quran karena dapat berdialog dengan semua ruang dan waktu.
Satu kaidah penting dalam menafsirkan al quran adalah bebas dari kepentingan atau pra konsep (jangan memeperkosa al quran untuk kepentingan kelompok).
Salah satu guru dari kh Maimun Zubair adalah Sayyid muhammad bin alawai al Maliki al hasani.beliau seorang ulama yg dikenal ahli dalam bidang ilmu alquran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu alquran dalam kitab al qawaid al asasiyyah fiulum al quran.salah satu tema pokok yang di bahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsiran dan tawil ..

Nah ustadz saya mau bertanya,selain harus mengerti tajwid apakah belajar alquran harus/wajib memahami ilmu tafsir??

Trima kasih, mohon di jawab ustadz👍

Unknown mengatakan…
No absen : 01
Nama : Ainun Nur Cynthia

Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir.
Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an.

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَد أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ.
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)
Mengenai ayat ini Ibnu Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya.
Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memakainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”
Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abi Hurairah ra. secara marfu’, “Maiknailah al-Qur’an dan carilah (diksi-diksi) asingnya.”
Aspek kedua tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.
Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya.
Putri shofi mengatakan…
Nama: Putri shofi thoyyibah
Absen : 16



Alasan Penting Belajar Al Qur'an dan Tafsirnya

# Secara bahasa تفسیر berasal dari kata فسر => menjelaskan,
merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak &
tersembunyi.

#Ilmu Tafsîr => ilmu untuk memahami Kitabullah yg diturunkan kpd
Nabi Muhammad saw,

#Ta'wil ( berasal dari kata awal=kembali ke asal ) => mengambil
makna esotoris (batin) dari ayat al-Quran dengan
meninggalkan makna eksotoris (zahir).

Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al-Quran,
sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.



#Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab "al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an"

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَآءُ  ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا  ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ

"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa diberi hikmah maka sungguh dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.

Alasan penting belajar ilmu al-Quran juga diungkapkan Abu Dzar al-Harawi dalam Fadhail al-Qur’an. Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abi Hurairah ra. secara marfu’, “Maiknailah al-Qur’an dan carilah (diksi-diksi) asingnya.”

Ibn al-Anbari mengeluarkan riwayat dari Abi Bakr al-Sihiddiq ra. Beliau berkata, “Berhasil memahami satu ayat al-Qur’an lebih kusukai ketimbang dapatmenghapal satu ayat.”
Dari jalur al-Sya’bi beliau juga mengeluarkan satu riwayat. Al-Sya’bi menyatakan bahwa Umat ra pernah berkata, “Barangsiapa membaca al-Qur’an dan ia memahaminya maka di sisi Allah baginya pahala syahid.”
Edukasi mengatakan…
Nama:Hasna sa'diyah Zulfa
No.absen:11
Kelas :X Keagamaan
Materi: Ilmu tafsir

Hal hal yang masih belum saya fahami adalah bagaimana caranya agar mempelajari ilmu tafsir dengan baik dan benar

Ringkasan dari materi di atas:

1). Secara bahasa تفسیر berasal dari kata
فسر
=> menjelaskan,
merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak &
tersembunyi.

2). Ilmu Tafsîr => ilmu utk memahami Kitabullah yg diturunkan kpd
Nabi Muhammad saw,menjelaskan makna makna nya,hukum dan hikmahnya.

Urgensi tafsir:
1.memperinci keterangan Al-Qur'an yang masih bersifat umum,sehingga ayat tersebut menjadi aplikatif
2.mendapatkan gambaran tentang pesan Al-Qur'an tidak secara parsial tetapi komperhensif
3.bukti tentang universalitas ajaran Al-Qur'an karena dapat berdialog dengan semua ruang dan waktu.

Satu kaedah penting dalam menafsirkan Al-Qur'an:
Bebas dari kepentingan atau prakonsepsi ( jangan 'memperkosa' Al Qur'an untuk kepentingan kelompok)

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.
Unknown mengatakan…
nama:muhammad Davi novari
no abs: 13
kls:x agama
materi:ilmu tafsir
Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an. Semoga Allah senantiasa memberikan kita dan beliau beserta seluruh keturunan kemanfaatan atasnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Mengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.

Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sementara ta’wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat, selain itu hanya digunakan dalam kajian kitab suci.

Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw serta penjelasan akan makna-maknanya. Selain itu dari tafsir ini juga dapat diketahui perihal ketentuan hukum dalam Al-Qur’an. Perangkat elementer dari tafsir sendiri adalah ilmu bahasa, nahwu, tasfrif, ilmu bayan, ushul fiqh, qira’at, dan penting juga untuk mengetahui perihal sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ

“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.

Alasan penting belajar ilmu al-Quran juga diungkapkan Abu Dzar al-Harawi dalam Fadhail al-Qur’an. Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Al-Baihaqi dan selainnya mengeluarkan satu riwayat dari Abi Hurairah ra. secara marfu’, “Maiknailah al-Qur’an dan carilah (diksi-diksi) asingnya.”

Ibn al-Anbari mengeluarkan riwayat dari Abi Bakr al-Sihiddiq ra. Beliau berkata, “Berhasil memahami satu ayat al-Qur’an lebih kusukai ketimbang dapatmenghapal satu ayat
aL_jauhari mengatakan…
Nama: Dilan Najmi A
Absen: 5
Kelas : X keagamaan
Materi : ilmu tafsir

Secara bahasa تفسیر berasal dari kata
فسر
=> menjelaskan,
merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak &
tersembunyi.

Ilmu Tafsîr => ilmu utk memahami Kitabullah yg diturunkan kpd
Nabi Muhammad saw, menjelaskan makna2nya, hukum &
hikmahnya.

Ta'wil ( berasal dari kata awal=kembali ke asal ) => mengambil
makna esotoris (batin) dari ayat al-Quran dengan
meninggalkan makna eksotoris (zahir).

Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al-Quran,
sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.

Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ

“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)
Fatimah mengatakan…
Nama : Fatimah Azzahidah
No.absen : 08
Kelas : X Keagamaan
Materi : Ilmu Tafsir


Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ

“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Al-Ashbihani menyebutkan bahwa aktifitas paling mulia yang diberikan kepada manusia adala menafsirkan al-Qur’an. Beliau meberi penjelasan bahwa kemulian ini bahkan wujud dalam tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, tafsir al-Qur’an berhadapan langsung dengan kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia. Di dalamnya terdapat berita mengenai kaum sebelum kita serta mereka kaum di masa mendatang, pun tercantum hukum keadaban bagi kita.

Kedua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.

Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya. Kesempurnaan agama dan dunia mebutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagamaan. Sementara keduanya bergantung pada disiplin ilmu tafsir al-Qur’an.
Unknown mengatakan…
Nama : Alin Khoirulnisa
No. Absen : 02
Kelas : X keagamaan
Materi : Ilmu tafsir


Alasan Penting Belajar Ilmu Al-Quran dan Tafsirnya

Secara bahasa تفسىر berasal dari kata قسر artinya menjelaskan, merinci, menyingkap, menerangkan sesuatu yg abstrak & tersembunyi.
Ilmu Tafsir adalah ilmu untk memahami kitabullah yg diturunkan kpd Nabi Muhammad saw, menjelaskan makna2nya, hukum & hikmahnya.
Ta'wil (تاوىل dr kata awl = kembali ke asal) yang artinya mengambil makna esotoris (batin) dr ayat al-Quran dengan meninggalkan eksotoris (zahir).
Tafsir adalah persepektif manusia dalam memahami al-Quran sehingga tidak memiliki nilai absolut/mutlak.
Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an. Mengenai alasan penting belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama. Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil.
Kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya. Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)

Mengenai ayat ini Ibn Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan al-Quran, nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya, awalan dan akhirannya, halal dan haramnya, juga hal lain yang mendasar tentang al-Quran.
Al-Ashbihani menyebutkan bahwa aktifitas paling mulia yang diberikan kepada manusia adala menafsirkan al-Qur’an. Beliau meberi penjelasan bahwa kemulian ini bahkan wujud dalam tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, tafsir al-Qur’an berhadapan langsung dengan kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia. Kedua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.
Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya. Kesempurnaan agama dan dunia mebutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagamaan. Sementara keduanya bergantung pada disiplin ilmu tafsir al-Qur’an.
Unknown mengatakan…
nama: zahra aulia ismail
no absen: 23
kelas: keagamaan
materi:ilmu tafsir
Salah satu guru dari KH. Maimoen Zubair adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan tafsir. Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Quran dalam kitab al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an.
abu ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa tafsir dan ta'wil bermakna sama.
Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci.
Selain itu dari tafsir ini juga dapat diketahui perihal ketentuan hukum dalam Al-Qur’an. Perangkat elementer dari tafsir sendiri adalah ilmu bahasa, nahwu, tasfrif, ilmu bayan, ushul fiqh, qira’at, dan penting juga untuk mengetahui perihal sebab turunnya ayat beserta nasikh dan mansukh.
Allah SWT berfirman

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269

Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Menafsirkan al-qur'an merupakan aktifitas yang paling mulia, kemuliaan ini bahkan wujud dari tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, tafsir al-Qur’an berhadapan langsung dengan kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia.
edua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.

Aspek ketiga mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgensinya.
Unknown mengatakan…
Nama: emy prabawa ningsih
Kelas: X keagamaan
No absen: 07
Materi: ilmu tafsir


belajar ilmu al-Quran, salah satu tema pokok yang dibahas adalah perbedaan dalam memahami pengertian tafsir dan ta’wil. Abu Ubaid beserta kalangan lain menyatakan bahwa keduanya bermakna sama.

Sedangkan al-Raghib berpandangan bahwa tafsir lebih universal dari ta’wil. Tafsir lebih sering diaplikasikan untuk memahami kosa kata dan diksi, serta digunakan pula selain dalam kajian kitab suci. Sementara ta’wil cenderung diaplikasikan dalam memahami pemaknaan dan kalimat, selain itu hanya digunakan dalam kajian kitab suci.

Az-Zarkasyi menyebutkan bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw serta penjelasan akan makna-maknanya kemuliaan ilmu tafsir jelas adanya firman allah يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَما يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُوا الْأَلْبابِ
“Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiadalah mengambil pelajaran kecuali ulul albab.” (Q.S al-Baqarah: 269)Al-Harawi meriwayatkan dari jalur sanad Said bin Jubair dari Ibn Abbas ra. Beliau berkata, “Orang yang membaca al-Qur’an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang badui mengocehkan syair, berceloteh.”

Menafsirkan al-qur'an merupakan aktifitas yang paling mulia, kemuliaan ini bahkan wujud dari tiga aspek sekaligus. Pertama yakni dari aspek posisinya, tafsir al-Qur’an berhadapan langsung dengan kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia.
edua yakni dari aspek tujuan, misi tafsir al-Qur’an tiada lain adalah berpegang pada tali yang kokoh. Visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.
Unknown mengatakan…
Nama: Nurul lailaturrohmah
Kelas: keagamaan
Absen:15

Ilmu Al-Qur'an &Tafsir

Salah satu guru dari KH.Maimoen Zubair
adalah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-hasani.beliau seorang ulama yang dikenal ahli dalam bidang ilmu Al-Qur'an dan tafsir.Beliau mengemukakan alasan penting belajar ilmu Al-Qur'an dalam kitab al-qawaid,al-asasiyah fi ulum Al-Qur'an.

Mengenai ayat Ibnu Abbas menyatakan bahwa anugerah hikmah adalah pengetahuan akan Al-Qur'an ,nasikh dan mansukhnya ,muhkam dan mutasyabihnya,awalan dan akhiran nya,halal dan haramnya,juga hal lain yang mendasar tentang Al-Qur'an.

Alasan penting belajar ilmu Al-Qur'an dan tafsir juga diungkapkan abu Dzar al-harawi dalam fadail Al-Qur'an . al-harawi meriwayatkan dari jalur sanad said bin Jubair dari Ibnu Abbas Ra. Beliau berkata "orang yang membaca Al-Qur'an namun tidak bagus dalam memaknainya maka ia seperti seorang Badui mengolehkan syair , berceloteh."

Berikut aspek-aspek ilmu tafsir dan
Al-Qur'an.
1.aspek posisinya , tafsir Al-Qur'an berhadapan langsung dengan Kalam Allah SWT yang merupakan sumber utama segala hikmah serta tambang segala karunia.
2.aspek tujuan ,misi tafsir Al-Qur'an
Tiada lain adalah berpegang pada tali yang Kokoh .visinya tiada lain yakni untuk sampai pada hakikat kebahagiaan yang tak sirna.
3.aspek mengapa disiplin tafsir dinilai paling mulia adalah karena urgen sinya. Kesempurnaan agama dan dunia membutuhkan ilmu syariah dan pengetahuan keagamaan . sementara keduanya bergantung pada disiplin ilmu tafsir dan Al-Qur'an.