Husnuzhon

Kita tidak bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari dunia maya.

Belum tentu orang yang menuliskan rutinitas amalnya adalah riya'. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.

Belum tentu orang yang mengabarkan rizqi yang diterimanya adalah berbangga-bangga dengan harta. Bisa jadi, ia ingin mensyiarkan syukur atas karunia-Nya.

Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

Mereka yang menuliskan pengalamannya di social media, belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yang hendak dibagikannya.

Mereka yang mengabarkan sedang mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala.

Mereka yang menyampaikan secuili ilmu yang diketahuinya, belum tentu ingin diakui banyak kepintarannya. Bisa jadi ia terpanggil untuk menyampaikan sedikit yang ia punya.

Mereka yang gemar mengkritisi kekeliruan yang dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia sungguh mencintai saudaranya.

Mereka yang gemar menuliskan apapun yang dipikirkannya, belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa. Bisa jadi, ia adalah pelupa, dan mudah ingat dengan membagikannya disosial media.

Mereka yang selalu merespon apa yang dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yang dia punya. 

Isi hati adalah misteri, maka baik sangka lebih terpuji.

Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-kawan melakukan sesuatu yang nampak keliru di mata kita.

Baik sangka, harus disertai dengan saling mengingatkan agar tdk tergelincir niatnya, agar tdk terhapus pahala amalnya.

Namun apa yang nampak keliru di mata kita, di situlah tugas kita untuk meluruskannya. Sebab kita saudara.

Baik sangka itu indah dan menentramkan. Namun, saling mengingatkan dan nasehat menasehati juga merupakan kebutuhan.

Berbaik sangka kepada orang lain merupakan nuttrisi yang akan membuat jiwa dan raga sehat karena diri tdk disibukan dengan mencari  celah keburukan orang lain.

"Barangsiapa yang ingin Allah menganugrahkan baginya husnul khatimah, maka hendaknya ia berhusnudzon kepada orang-orang." 
(Imam Asy-Syafii)

Semoga kita bisa senantiasa berhusnudzon pada siapapun, berlomba-lomba dlm kebaikan (fastabiqul khaerot) untuk menggapai ridha Allah Subhanahu wa ta'ala. Aamiin

Komentar